⚾ Kerugian Teknik Pengeringan Daging Atau Ikan Adalah
Prosespenggaraman biasanya diikuti oleh proses pengeringan untuk menurunkan lebih lanjut kadar air yang ada dalam daging ikan, proses penggaraman dipengaruhi oleh ukuran butiran garam (ukuran yang baik 1 - 5 mm), ukuran ikan (semakin besar ikan semakin banyak garam yang dibutuhkan) dan kemurnian garam (garam yang baik adalah garam murni/Nacl). d.
KerugianPengeringan : •Sifat asal bahan yang dikeringkan berubah ( bentuk & penampakan fisik/kimia, penurunan mutu dll) •Perlu pekerjaan tambahan untuk menghindari di atas Mengapa bahan pangan dikeringkan ???
Pengeringanmempunyai pengertian yaitu aplikasi pemanasan melalui kondisi yang teratur, sehingga dapat menghilangkan sebagian besar air dalam suatu bahan dengan cara diuapkan. Penghilangan air dalam suatu bahan dengan cara pengeringan mempunyai satuan operasi yang berbeda dengan dehidrasi. Dehidrasi akan menurunkan aktivitas air yang terkandung dalam bahan dengan cara mengeluarkan atau
Metodepengawetan secara kimia dan fisik ini sangat ideal untuk buah, sayur, makanan laut, dan bumbu. 4. Pengeringan. Pengeringan adalah teknik pengawetan makanan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, ragi, dan jamur dengan menghilangkan kadar airnya melalui penguapan. Sebab, sebagian besar mikroorganisme membutuhkan kelembapan untuk tumbuh.
. Abstract Ikan asin kering merupakan komoditas yang mudah mengalami proses kemunduran mutu dan pembusukan. Untuk menjaga mutu ikan tetap baik maka dilakukan pengawetan dengan cara penggaraman dan pengeringan. Proses pengeringan ikan terdiri dari dua cara yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami mempunyai kelemahan yaitu ketergantungan pada kondisi cuaca dan butuh waktu pengeringan yang lama. sedangkan pengeringan buatan tidak tergantung dengan kondisi cuaca dan waktu yang dibutuhkan pada saat proses pengeringan lebih sedikit. Waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan ikan sangat berfariasi sesuai dengan jenis dan bentuk ikan yang dikeringkan. Rata-rata suhu yang dibutuhkan untuk mengeringkan ikan adalah 45oc – 80oc dan waktu yang dibutuhkan antara 6 jam hingga 12 jam. Semakin lama waktu pengeringan dan semakin tinggi suhu yang digunakan akan semakin tinggi hasil uji kadar abu, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar lemak hal ini berbanding terbalik dengan pengujian kadar air. Temperatur dan waktu pengeringan sangat berpengaruh terhadap mutu ikan kering. Mutu ikan kering dinilai dari kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, kadar karbohidrat, kenampakan, tekstur, rasa dan aroma. Dari hasil uji mutu hedonik untuk parameter kenampakan, tekstur, rasa dan aroma dapat diterima oleh panelis dan sesuai dengan SNI 01-2721-1992.
TEKNOLOGI PANGAN 1. Pengeringan Alami Sun Drying atau Penjemuran Sun drying merupakan suatu proses untuk mengurangi atau menghilangkan sebagian air dari bahan pangan dengan cara menguapkan air dengan memanfaatkan energi panas langsung dari matahari. Aplikasi pengeringan alami banyak diterapkan pada berbagai bahan makanan seperti ikan asin, kopi, kacang dan lain-lain. Pengeringan ini memiliki kelebihan, di antaranya biaya yang rendah serta peralatan yang sederhana dan murah. Adapun Kekurangan merode ini adalah bergantung pada cuaca yang tidak menentu, suhu kelembaban udara dan kecepatan aliran udara yang tidak dapat di kontrol, sanitasi yang tidak terjamin, mutu hasil pengeringan yang rendah serta membutuhkan tempat yang cukup luas. Selain penjemuran, sun drying juga diterapkan melalui solar Drying merupakan metode pengeringan yang umum digunakan untuk bahan makanan hasil panen. Prinsip solar drying adalah pengeringan yang memanfaatkan energi panas matahari yang dibantu dengan suatu alat sehingga hasilnya menjadi lebih efektif. Bahan pangan yang akan dikeringkan akan dimasukkan kedalam bilik yang berada pada ketinggian tertentu, kemudian udara yang telah dipanaskan dalam bilik pemanas oleh energi matahari akan masuk melalui saluran yang dibuat lebih rendah. Bahan makanan akan terpanasknan secara konveksi dan radiasi sehingga hasil yang diperoleh akan lebih efektif. Kelebihan yang dimiliki metode ini adalah bersifat ekonomis pada skala pengeringan yang besar karena memiliki biaya operasional yang lebih murah dibandingkan pemanasan menggunakan mesin. Kekurangan metode ini adalah tergantung pada kondisi cuaca sehingga pemberian panasnya tidak dapat dijaga konstan. 2. Pengeringan Buatan Artificial Drying Artificial Drying adalah suatu proses untuk mengurangi atau menghilangkan sebagian kadar air dari bahan pangan dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi panas yang berasal dari alat pengeringan. Aplikasi pengeringan buatan banyak diterapkan pada berbagai bha pangan, seperti teh, buah-buahan, sayuran, daging dan lain-lain. Kelebihan dari metode ini adalah bahan pangan terhindar dari kerusakan kimiawi dan mikrobiologis, citarasa dan nilai gizi yang dapat dipertahankan, dan daya rehidratasi baik. Adapun kelemahan dari metode ini adalah menggunakan biaya yang mahal. 3. Spray Drying Spray drying merupakan metode pengeringan yang paling banak digunakan di industri, terutama industri makanan. Pada metode ini seluruh air akan dikeringkan dan diubah menjadi butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Butir air tersebut kemudian akan dikontakkan dengan udara panas yang menyebabkan air mongering dan berubah menjadi serbuk. Kemudian uap panas dan serbuk dipisahkan dengan cyclone dan suhu diturunkan sesuai kebutuhan produksi. Diaplikasikan untuk mengeringkan tepung, ekstrak kopi, susu dan lain-lain. Kelebihan yang dimiliki metode ini adalah sebagai berikut Dapat mengeringkan bahan dengan kapasitas besar dalam waktu yang cepat, mencapai 100 ton/jam Tidak terjadi kehilangan senyawa volatile dalam jumlah yang besar Cocok diterapkan pada produk tinggi protein yang tidak tahan pemanasan suhu tinggi Dapat mengontrol variabel tertentu daam produk, seperti bentuk, ukuran, kandungan air dan lain-lain Sistem kontinyu yang dapat dikontrol secara manual dan otomatis Adapun kekurangan yang dimiliki metode ini adalah sebagai berikut Biaya operasional yang cukup tinggi Hanya dapat diaplikasikan pada produk cair dengan kekentalan tertentu Tidak dapat diaplikasikan pada produk yang lengket karena akan menempel dan menimbulkan gumpalan dipermukaan alat HMI, 2012 4. Vacuum Drying Suatu proses pengeringan produk yang dilakuka pada suhu rendah dengan penyedotan uap air vacuum dari hasil pemanasan. Vacum drying umumnya digunakan pada buah-buahan yang tidak tahan dengan suhu panas yang teralu tinggi, seperti salak, apel, nangka, semangka dan lain-lain. Kelebihan pengeringan dengan vacuum drying adalah sebagai berikut Tingkat kekeringan produk yang lebih baik Produk hasil pemanasan tidak rusak Pemansan yang dilakukan dapat lebih merata Sangat baik diterapkan pada jenis obat-obatan, bahan herbal dan tepung Waktu pengeringan yang lebih singkat dan energi yang lebih sedikit Kelemahan pengeringan vacuum adalah biaya operasional yang relatif mahal 5. Drum Drying Suatu metode pengeringan yang dilakukan dengan drum. Tujuan utama pengeringan ini adalah untuk memecah struktur granula pati sehingga daya larutnya meningkat Panuwat, S dan Athpol, N. 2003. Aplikasi yang umum dilakukan dengan drum drying adalah berbagai jenis produk makanan berpati, makanan bayi, maltodelkstrin, sereal, pure kentang dan pasta berviskositas tinggi. Kelebihan dari drum drying adalah sebagai berikut Produk yang dihasilkan memiliki sifat rehidrasi yang tinggi Dapat diaplikasikan pada bahan pangan yang kental seperti pati dan gelatin Penggunaan energi yang hemat dan efisien dengan kecepatan tinggi Diperoleh produk yang bersih dan higienis Mudah dalam pengopersian dan perawatan/pemeliharaan Fleksibel dan dapat diterapkan pada pengeringan skala kecil Adapun kekurangan dari drum drying adalah sebagai berikut Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk lapisan film Biaya yang digunakan untuk merubah permukaan drum cukup tinggi Panas yang di kontakan langsung dengan permukaan drum mungkin dapat merubah rasa dan memudarkan warna produk Kecepatan hasil pengeringan per satuan waktu lebih rendah jika dibandingkan dengan spray drying Luas kontak dengan udara lebih rendah jika dibandingkan dengan fluidized bed drying 6. Freeze Drying Freeze drying merupakan salah satu Teknik pengeringan bahan pangan. Prinsip yang digunakan adalah proses pembekuan yang kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dimana sebagian besar air dipisahkan melalui proses sublimasi. Metode ini diaplikasikan pada buah dan sayuran, kopi, daging dan bahan makanan lainnya Haryadi, P. 2013 Kelebihan metode ini adalah sebagai berikut Menghasilkan produk dengan nilai rehidrasi yang tinggi Menghasilkan produk yang dapat dipertahankan nilai gizi, warna, bentuk, rasa dan teksturnya Dapat mengurangi kadar air 95-99% Dapat dipalikasikan pada bahan yang rentan rusak pada suhu tinggi dan mudah teroksidasi Kekurangan metode ini adalah sebagai berikut membutuhkan biaya investasi alat dan operasional yang cukup tinggi sehingga harga produk dipasaran juga menjadi lebih mahal Haryadi, P. 2013. 7. Microwave Drying Microwave Drying merupakan suatu metode pengeringan yang terjadi didalam oven. Prinsip metode ini adalah perpindahan secara konveksi dimana udara, gas ataupun uap air akan menguap akibat adanya transfer panas yang kemudian diubah menjadi panas secara konduksi pada permukaan bahan dan dinding oven. Kelebihan metode ini adalah pengeringan yang dapat di lakukan lebih cepat, pemakaian energi yang lebih sedikit, dan pengunaa serta perawatan yang mudah. Adapun kekurangannya adalah penggunaan wadah yang harus diperhatikan agar tidak ikut meleleh, dan membutuhkan energi yang cukup besar. 8. Contact Drying Contact Drying merupakan salah satu metode pengeringan dimana produk bersentuhan langsung dengan permukaan panas. Metode ini sangat cocok diaplikasikan pada bahan dengan kekentalan tertentu seperti pasta dan lain-lain. Kelebihan metode ini adalah dijalanan secara vakum dan memiliki efisiensi energi yang tinggi. Adapun kekurangannya adalah membutuhkan investasi alat dan biaya operasional yang tinggi. 9. Conventional Tray Frying Metode ini merupakan salah satu metode yang sederhana, dimana bahan yang akan dikeringkan diletakkan didalam kolom bersusun kemudian ruang akan ditutup dan udara panas dialirkan kedalamnya sehingga semua bahan menjadi kering. Kelebihan metode ini adalah laju pengeringan lebih cepat, peralatan yang sederhana serta biaya instalasi yang rendah, selain itu biaya operasional yang digunakan pada metode ini juga rendah sehingga harga jual produk dipasaran akan lebih murah. Kekurangan metode ini adalah efisiensi yang rendah dan umumnya panas tray yang sampai ke atas akan lebih rendah disbanding panas tray yang dibawah. 〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰 DAFTAR PUSTAKA Ellen. 2012. STUDI MEKANISME ALAT PENGERING SPRAY DRYER DAN MICROWAVE. Diakses melalui pada 25 September 2020 pukul WIB Haryadi, Purwiyatno. 2013. Freeze Drying Technology for Better Quality 7 Flavour of Dried Product. Food Review Indonesia Kieviet, G. Frank, 1997, Modelling Quality in Spray Drying, Eindhoven University of Technologi, The Nedherlands Mujumdar, Arun S, 2006, Handbook of Industrial Drying, National University of Singapore , CRC Press Online Panuwat Supprung and Athapol Noomhorm, 2003. Optimization of Drum Drying Parameters for Low Amylose Rice KDML105 Starch and Flour. Drying Technology, Vol. 21 No. 9, pp. 1781-1795. Patel R., Patel M., Suthar A., 2009, Spray Drying Technology an Overview, Department of Pharmaceutics, S. K. Patel College of Pharmaceutical Education and Research, Ganpat University, India Phariyadi. 2015. Pengantar Teknologi Pertanian. Diakses melalui pada 24 September 2020 pukul WIB Sains, Teknologi dan Bisnis. 2014. Macam-Macam Alat Pengering Dryer. Diakses melalui pada 24 September 2020 pukul WIB Vistanty, Hany, 2010, Pengeringan Pasta Susu Kedelai Menggunakan Pengering Unggun Terfluidakan Partikel Inert. Magister Teknik Kimia Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Wenggo, Ezron. 2017. Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pangan Pengeringan. Diakses melalui pada 24 September 2020 pukul WIB
By Ahmad Windu Bahari A. Definisi Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air suatu bahan pangan dengan mengeluarkan sebagian kadar air bahan pangan tersebut dengan metode penguapan dengan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada bahan pangan tersebut tidak dapat tumbuh lagi. Keuntungan pengeringan adalah bahan pangan akan lebih awet, volume serta beratnya akan berkurang sehingga akan menurunkan biaya untuk transportasi bahan pangan tersebut. Kerugian pengeringan adalah sifat bahan akan berubah baik bentuk, fisik, kimia, maupun mutunya, serta perlu diadakan rehidratasi atau perendaman bahan pangan dalam air. Terdapat dua metode pengeringan, yaitu Sun drying Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas matahari. Keuntungan metode ini adalah energi panas didapat secara gratis karena langsung dari panas sinar matahari. Kerugian metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan tidak dapat diatur serta kebersihan bahan pangan yang dikeringkan tidak terjamin. Artificial drying Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas yang berasal dari suatu mesin pengering. Keuntungan metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan dapat diatur serta kebersihan bahan pangan lebih terjamin. Kerugiannya adalah membutuhkan biaya lebih banyak karena mesin pengering memerlukan listrik untuk menghasilkan panas. Artificial drying dapat dibagi menjadi Cabinet dryer Vacuum dryer Spray dryer Freeze dryer Faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan pengeringan antara lain sifat fisik dan kimiawi bahan pangan bentuk alat dan media perantara pengering sifat fisik lingkungan alat pengering karakteristik alat pengering. B. Tujuan Pengeringan Tujuan dari pengeringan yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan sehingga dapat mempermudah penanganan dan penyimpanan. Proses pengeringan barangkali lebih tepat bila disebut sebagai usaha untuk menghambat kerusakan karena lambat atau cepat bahan yang kering diawetkan akan menglami kerusakan juga. Daging yang dikeringkan dendeng akan bertahan selama 1-3 bulan. Bahan yang awet mempunyai nilai dan harga yang lebih tinggi karena risiko terjadinya kerusakan lebih kecil. Bahan yang kering meskipun mengalami perubahan-perubahan tetapi terjadinya sangat lambat sehingga seolah-olah tidak mengalami perubahan. Karena tidak mengalami perubahan, maka bahan yang mula-mula bermutu baik akan tetap baik selama jangka waktu tertentu. Terjadinya kerusakan oleh beberapa mikroba dapat menyebabkan pembusukan bahan yang didahului terjadinya produksi racun atau toksin. Bahan yang telah mengandung racun tersebut dapat membahayakan kesehatan konsumen. Bahan yang kering lebih mudah cara penanganannya, karena sortasi tidak perlu dilakukan serta kemungkinan penularan atau kontaminasi dapat diperkecil. Daging yang telah mengalami proses pengeringan akan tahan terhadap pengaruh kondisi-kondisi luar yang dapat merusak bahan tersebut sehingga dalam penyimpanannya akan lebih mudah karena kondisi penyimpanannya juga tidak sukar. Setelah dikeringkan, daging dendeng akan menjadi bentuk yang lebih praktis dan ringkas. C. Proses Pembuatan Dendeng Dendeng adalah satu olahan daging secara tradisional yang tergolong dalam bahan makanan semi basah intermediate moisture food, yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50%. Kadar air tersebut dapat dicapai melalui proses pengeringan daging yang telah dibumbui. Sebenarnya dendeng merupakan hasil suatu proses antara kyuring dan pengeringan. Pengawetan daging merupakan suatu cara menyimpan daging untuk jangka waktu yang cukup lama agar kualitas maupun kebersihannya tetap terjaga. Tujuan pengawetan adalah menjaga ketahanan terhadap serangan jamur kapang, bakteri, virus dan kuman agar daging tidak mudah rusak. Syarat-syarat daging yang akan dikeringkan Irisan daging cukup tipis Memakai bumbu pengawet Gula untuk menghambat pertumbuhan mikrorganisme 3 – 4 % Garam sebanyak 12 % Lemak 30 % untuk menghindarkan ketengikan bahan Daging sapi atau kerbau tidak berlemak 4 kg Gula merah 1 kg Garam 4 ons Ketumbar 2 ons Jinten 1 ons Bawang putih 2 ½ ons Lengkuas laos ½ kg Lada bila perlu secukupnya Jahe bila perlu secukupnya Sendawa NaNO3 0,1% 4 gram alat Pisau Alas perajang talenan Tampah Panci dan baskom Merang bersih bila perlu Alat penghancur bumbu cobek dan ulekan Sendok cara membuat Pilih daging yang baik, kemudian cuci sampai bersih Sayat daging tipis-tipis dengan ketebalan kira-kira 3-5 mm Bumbu-bumbu lengkuas, jinten, ketumbar, bawang merah, bawang putih, garam tumbuk sampai halus dan tambahkan sedikit air Potong-potong gula merah kemudian rebus dengan sedikit air. Bumbu- bumbu yang sudah dihaluskan masukkan ke dalam rebusan air Setelah gula hancur, tuangkan campuran gula danbumbu pada daging yang sudah diiris tipis tadi, aduk sampai rata, kemudian diamkan selama 1 jam Angkat daging berbumbu, letakkan diatas tampah yang dilapisi merang bersih Jemur di bawah sinar matahari sampai kering, kira-kira 6-7 hari tergantung cuaca. Usahakan agar seluruh permukaan daging terkena sinar matahari D. Nilai Gizi Kandungan gizi dalam 100 gram daging segar Kandungan gizi daging setelah proses pengeringan Proses pengeringan nampaknya memberikan retensi zat gizi yang baik, kecuali pada susut asam askorbat dan karoten β. Kerusakan mutu protein akibat proses pengeringan dalam produksi cukup kecil. Susut vitamin larut-air, kecuali asam askorbat, selama pengeringan rata-rata sekitar 5 %. Pada daging kering dapat tumbuh spora jenis Clostridium botulinum. Spora ini mengandung neurotoksin yang sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia, dan dapat menyebabkan kematian. Gejala dari toksin ini biasanya timbul dalam 12 hingga 36 jam. Gejala mula – mula yang timbul adalah gangguan pencernaan yang akut, diikuti dengan mual, muntah – muntah, diare, fatig lemas fisik mental , pusing dan sakit kepala. Pandangan berubah menjadi dua, sulit menelan dan berbicara. Otot – otot menjadi lumpuh, paralisis menyebar pada sistem pernapasan dan jantung, serta kematian biasanya terjadi karena sulit bernafas. Pada kasus yang fatal, kematian dapat terjadi dalam waktu 3 sampai 6 hari. C. botulinum yang berbahaya terhadap manusia adalah tipe A, B, E, dan F. Produksi toksin pada daging kering dapat dicegah bila kadar air dikurangi hingga 30 %. Garam dengan konsentrasi 8 % atau lebih dan pH 4,5 atau lebih rendah dapat menghambat pertumbuhan C. Botulinum dan mencegah produksi toksin. Kandungan gizi dendeng Selain mengandung protein tinggi, dalam dendeng terdapat beberapa kandungan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi. Kandungan gizi daging prda proses curing Akibat proses kyuring, cairan menetes dari daging dan sebagian protein larut-air akan hilang. Susut protein akan terjadi jika digunakan konsentrasi larutan garam 26%. Protein yang biasanya berdifusi ke larutan, akan tinggal dalam daging jika larutan garam dikocok dan waktu curing diperpendek. Tiamin adalah satu satunya vitamin yang selalu susut dalam pengolahan yang melibatkan perlakuan pengeringan. Susut tiamin dapat meningkat dengan tajam jika daging yang diawetkan dengan kyuring tersebut dikalengkan dan dipasteurisasi. Daging yang diawetkan dengan kyuring dapat mengandung nitrosamina sekelompok senyawaan kimia yang bersifat karsinogen. Nitrosoma dapat muncul dalam tubuh manusia apabila prazatnya, yaitu amina dan nitrat atau nitrit saling bersentuhan dalam lambung. Dalam hal ini, vitamin A dapat mengurangi pembentukan nitrosamina melalui interaksinya dengan nitrit dan nitrat. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2006. Mengawetkan Daging Tanpa Formalin. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Daging Sayat. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Chemical Online. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Firro Fabricated Equipment. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Freeze dryer. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Stablearm. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. Hadiwiyoto, Soewodo. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, Dan Telur. Liberty. Yogyakarta. Robert. 1989. Evaluasi Gizi Dan Kerusakan Bahan Pangan. Institut Teknologi Bandung. Bandung Soeparno. 1992. Ilmu Dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University. Yogyakarta. Winarno. 1982. Pencegahan Kerusakan Bahan Pangan. Pustaka Media. Yogyakarta
kerugian teknik pengeringan daging atau ikan adalah